Minggu, 20 Agustus 2017

Midang : Magrib mengaji dan Mabit Bersama



          
  Magrib mengaji memang sempat buming di seluruh kawasan Indonesia. Menteri agama selaku penanggung jawab dan sekaligus inisiator dari gerakan magrib mengaji ini,  menaruh harapan besar kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk melestarikan budaya mengaji yang selama ini terkalahkan oleh budaya nonton TV. Mengaji (baca: membaca Qur’an) dalam pandangan agama islam sangat besar sekali fadilahnya. Nabi Muhammad sebagai akhir utusan Allah yang meneruskan dan melengkapi ajaran bapak Ibrahim AS sejak jauh-jauh hari telah mengajarkan bahwa satu huruf Qur’an yang dibaca akan mendapat sepuluh ganjaran, dan jika seseorang hanya membaca alif lam mim saja, maka baginya tiga puluh ganjaran. Al-Qur’an merupakan kitab suci agama islam, didalamnya terkandung hukum, cerita-cerita nabi zaman dahulu, kabar baik dan kabar buruk bahkan, semua ilmu pengetahuan yang ada saat ini sebetulnya sudah tertuang dalam Qur’an yang menjadi kitab pedoman hidup itu.
           
Dusun Midang sebagai tetangga dusun kebun indah yang terkenal memiliki pondok pesantren al-Halimy tengah mencoba menghidupkan kembali tradisi mengaji setelah magrib ini. Gerakan magrib mengaji ini sudah terselenggara secara konsisten dibeberapa tempat yang berada di Dusun midang baik itu rumah warga setempat, pondok pesantren as-saidiyah, yayasan baitul hidayah, mushala ar-Rahman dan di sanggar belajar & seni dusun Midang. Selain magrib mengaji, ternyata pemuda dusun Midang yang tergabung dalam komunitas sanggar ini juga telah mengadakan mabit malam dengan anak-anak setempat. mabit malam itu diselenggarakan satu minggu sekali tepatnya, setiap malam minggu. Ide ini muncul dikarenakan banyaknya pemuda dan bahkan sampai anak-anak mengisi malam minggu mereka dengan hal-hal yang kurang bermanfaat seperti : minum tuak bersama di arena, kencan dengan non muhrim, tauran ke desa tetangga dan sebagainya.

Al-hamdulillah, cukup banyak anak-anak dan pemuda yang menghadiri hari pertama mabit bersama yang terselenggara di sanggar belajar & seni. Kegiatan mabit bersama itu pun dibingkai semenarik mungkin oleh pengurus dan pengelola sanggar, anak-anak dan pemuda diajak untuk bermain bersama terlebih dahulu, kemudian membaca buku bersama, berdiskusi bersama dan puncaknya ialah shalat malam bersama (tahajud berjama’ah) dan shalat subuh berjama’ah. Setelah usai menunaikan shalat subuh, zikir dan serangkaian ritual ibadah lainnya, anak-anak dan pemuda setempat diajak untuk jalan-jalan menyapa alam, sembari mengajak mereka membaca dan menikmati keindahan alam yang ada disekitar desa midang, ada sawah dengan padi yang hijau, kali dengan air yang lumayan murni, ada lapangan main bola tempat mereka berolah raga dan tentunya, ada dingin yang siap menyegarkan aktifitas mereka dihari minggu.

Dari hal yang sederhana seperti magrib mengaji dan mabit bersama itu,  jika dilakukan dengan konsisten maka akan menumbuhkan budaya baru ditengah-tengah masyarakat dusun Midang. Semoga dengan adanya gerakan ini, dusun Midang terus berbenah menjadi dusun yang diisi oleh orang-orang berbudaya, religious dan berpikiran maju. Midang masa depan, harapan kami selaku pemuda yang terus belajar mengabdi kepada masyarakat dengan ide dan pikiran yang kami miliki.
Salam damai dari pemuda sanggar



Midang : jalan sehat dan pemungutan sampah berjama'ah





Dusun Midang sebagai gerbang pertama memasuki daerah gunung sari dari arah rembige kota Mataram tentu sangat banyak terpengaruh oleh budaya pergaulan kota. Sehingga, banyak slogan negative yang disematkan untuk dusun Midang misalkan, “Midang adalah hawainya gunung sari”. Slogan itu ada karena sebagian pemuda dan masyarakat gunung sari melihat Midang sebagai kampung yang tidak punya pegangan dan bebas. Menepis isu miring tentang gosip kolot itu, kini pemuda di dusun Midang mencoba merajut benang kusut yang selama ini telah berserakan di halaman dusunnya. Pemuda Midang mulai mengkonstruksi konsep tentang dusun Midang masa depan yang berbudaya, religious dan maju.
Hari Minggu, 20 Agustus 2017 setelah merencanakan akan diadakannya “festifal jamplung” yang akan dimulai pada tanggal 25 agustus nanti, minggu pagi tadi, pemuda dusun Midang menggelar lomba “jalan sehat berjama’ah”. Rute jalan sehat berjama’ah itu mengelilingi dusun Midang dari arah barat ke timur dan terus dilanjutkan menelusuri kali-kali yang ada di dusun midang. Menariknya, jalan sehat berjama’ah kali ini juga di isi dengan menyadarkan masyarakat setempat akan bahaya membuang sampah di sembarang tempat terutama di kali. 

Kali yang berada di Midang adalah otak atau sumber aliran air kali ke arah dusun sesela. Sederhananya, limbah yang berserakan di sesela tentunya bukan sepenuhnya milik dan berasal dari warga sesela tapi, sebagian limbah itu juga berasal dari Midang. Dengan sebab alasan inilah kemudian pemuda dusun Midang menggelar jalan sehat berjama’ah tersebut dengan mengisinya dengan pemungutan sampah secara berjama’ah, membersihkan kali, memotong rumput liar yang merusak keindahan kali dan membersihkan gang-gang warga yang selalu menjadi sumber timbulnya penyakit demam berdarah.
Fathurrahim selaku ketua panitia pada lomba jalan sehat berjama’ah ini mengharapkan agar seluruh lapisan masyarakat dusun midang terlebih khusus kepada pemuda desa midang untuk selalu menyadari pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dusun yang berbudaya, religious dan maju bisa diukur secara sederhana dengan melihat kebersihan lingkungannya, ujarnya lebih tegas.
Semoga dengan adanya lomba ini, midang terus berbenah dan kemudian bisa menjadi corong perubahan kecamatan gunung sari yang lebih maju.

Sabtu, 19 Agustus 2017

Midang menggelar festifal jamplung


Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Wahyudi Anggoro, pria kelahiran Yogyakarta tahun 1979 itu membuahkan hasil yang sangat spektakuler. Peneliti (baca:Wahyudi Anggoro) berhasil menemukan energi tersembunyi dari buah jamplung (nyamplung), Setahun proses penelitian itu, ia pun mampu menciptakan minyak yang 70 persen lebih tinggi daripada biji jarak. Tidak sampai disitu, Wahyudi juga memaparkan bahwa dalam buah jamplung mengandung energi nabati. Baca selengkapnya di https://news.mypangandaran.com/artikel/read/campur-campur/42/minyak-nyamplung-untuk-energi-nabati.html.

Nyamplung termasuk dalam marga Calophylum yang mempunyai sebaran cukup luas di dunia yaitu Madagaskar, Afrika Timur, Asia Selatan dan Tenggara, Kepulauan pasifik, Hindia Barat, dan Amerika selatan. Di Indonesia, nyamplung tersebar mulai dari Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, hingga Nusa Tenggara Timur, Barat dan Ppua. Kelebihan nyamplung sebagai bahan baku biofuel adalah bijinya mempunyai rendemen yang tinggi, bisa mencapai 74%, dan dalam pemanfaatannya tidak berkompetisi dengan kepentingan pangan.
Beberapa keunggulan nyamplung ditinjau prospek pengembangan dan pemanfaatan lain, antara lain adalah tanaman nyamplung tumbuh dan tersebar merata secara alami di Indonesia, regenerasi mudah dan berbuah sepanjang tahun menunjukkan daya survival yang tinggi terhadap lingkungan. Tanaman relatif mudah dibudidayakan baik tanaman sejenis (monokultur) atau hutan campuran (mixed-forest), cocok di daerah beriklim kering, permudaan alami banyak, dan berbuah sepanjang tahun. Hampir seluruh bagian tanaman nyamplung dapat dimanfaatkan dan menghasilkan bermacam produk yang memiliki nilai ekonomi. Tegakan hutan nyamplung berfungsi sebagai pemecah angin (wind breaker) untuk tanaman pertanian dan konservasi pantai, dan pemanfaatan biofuel nyamplung dapat menekan laju penebangan pohon hutansebagai kayu bakar karena produktivitas biji lebih tinggi dibandingkan jenis lain (jarak pagar 5 ton/ha, kelapa sawit 6 ton/ha, nyamplung 20 ton/ha). (sumber wikipedia ensiklopedi bebas).

Di dusun Midang, desa Midang kecamatan Gunungsari kabupaten Lombok Barat pada tanggal 25 agustus mendatang, akan menggelar festifal jamplung dengan memanfaatkan buah jamplung untuk dijadikan sebagai permainan gangsing. Sejak dulu, warga Midang memang sudah banyak menorehkan karya seninya dalam pembuatan gangsing ini. Gangsing yang sudah jadi kemudian diperjual belikan kepada pelancong yang kebanyakan singgah di senggigi atau tempat wisata lainnya.

Pemuda dusun Midang yang menggelar festifal jamplung kali ini memberi tema kegiatan mereka tersebut "Tulak jok jamplung(kembali ke jamplung). Tema besar yang diusung oleh pemuda dusun Midang tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kepada anak-anak generasi sekarang bahwa ada permainan yang sekaligus menjadi budaya dusun Midang yang sudah lama tergerus oleh permainan modern. Dari Festifal jamplung ini, Fathurrahim selaku ketua panitia menuturkan bahwa festifal jamplung ini diselenggarakn bukan hanya untuk seremonial saja, ini adalah usaha kita memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia yang selama ini sering kali tidak diperhatikan oleh kebanyakan masyarakat. padahal, kekayaan kebudayaan ini apabila berhasil kita kelola dengan baik akan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat setempat, "Ujarnya lebih jelas", contoh kecil saja jamplung ini, buahnya bisa dijadikan karya seni berupa gangsing dan bisa bernilai ekonomis dan itu semua sudah terbukti dari beberapa masyarakat yang sampai saat ini masih berprofesi sebagai penjual gangsing jamplung di senggigi. Minyak jamplung juga bisa disulap menjadi "dile jojor" .

Adapun festifal jamplung itu, kata ketua panitia, akan dilaksanakan selama tiga hari dan akan dilombakan. kriteria juara ialah yang paling unik ukiran gangsingnya dan yang paling tahan berputar. Pada hari puncak acara, semua pecinta gangsing jamplung akan memutar jamplung secara serentak dan jumlah gangsing itu diperkirakan sebanyak 150 buah. tidak hanya itu, pemutaran serentak jamplung itu akan diiringi dengan shalawat yang bertujuan agar festifal ini menjadi festifal tahunan di dusun Midang.

Cara membuat gangsing jamplung sangatlah sederhana, ambil buah jamplung, dan untuk kualitas gangsing yang bagus biasanya memakai buah jamplung yang sudah tua. selanjutnya, buah jamplung itu di bolongkan disisi samping kanan atau kiri dan disisi atas sampai tembus kebawah. lubang atas bawah kemudian menjadi ruang untuk memasukan lidi atau kayu yang menjadi beban peputaran gangsing, agar lidi atau kayunya kuat bisa dioles dengan lim.

Jumat, 18 Agustus 2017

Beragama dengan cinta

 
Agama merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa sangsekerta yaitu “a” yang berarti “tidak” dan “gama” yang berarti “kocar-kacir”. Jadi secara bahasa bisa disimpulkan bahwa sesungguhnya agama itu membimbing penganutnya menuju jalan lurus yang tidak menyesatkan. Ada banyak pakar yang mencoba menjelaskan definisi agama ini berdasarkan hasil tela’ah dan renungan mereka masing-masing, misalkan menurut Mahmud Syaltut agama adalah ketetapan-ketetapan ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-nya untuk menjadi pedoman hidup manusia. 
 
Dan pada kesempatan lain Syaikh Muhammad Abdullah Badran mengungkapkan bahwa agama adalah hubungan antara makhluk dan khaliknya. pendapat beliau ini dilandasi karena dalam bahasa arab “din” yang berarti agama menurut Guru Besar al-Azhar itu menggambarkan “hubungan antara dua pihak dimana yang pertama mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada yang kedua”. Seluruh kata yang menggunakan huruf-huruf dal, ya’ dan nun seperti dain yang berarti hutang atau dana yadinu yang berarti menghukum atau ta’at dan sebagainya, kesemuanya menggambarkan adanya dua pihak yang melakukan intraksi.
Dalam mengekspresikan sikap keagamaannya, terkadang ada sebagian kelompok manusia memilih jalur extrim atau keras terhadap kelompok lain yang tidak sejalan dengan pemahaman keagamaannya, dan adapula golongan yang terlalu bebas memahami agama sehingga ketentuan-ketentuan yang telah Allah tetapkan tidak jarang dihantam dan dikritik karena tidak sesuai dengan perkembangan zaman atau ilmu pengetahuan. 
 
Karena itulah, pemahaman agama yang dilandasi dengan cinta dianggap perlu diterapkan dibumi indonesia ini secara khusus dan Allah secara lebih umum nya. Pemahaman agama dengan jalan cinta ini tidaklah memposisikan agama sebagai produk hati manusia melainkan untuk menampilkan sisi kelembutan agama tersebut karena pada dasarnya yang menurunkan ajaran agama tersebut ialah dzat yang maha pengasih dan penyayang. oleh karena itu, agama dan cinta tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Rasulullah saw sebagai pembawa agama islam telah membuktikan hasil dari penerapan agama dengan cinta ini yaitu dengan luluh-nya sebagian hati dari sahabat-sahabat beliau ketika melihat budi pekerti beliau yang sangat halus saat berinteraksi dengan sahabat-sahabatnya.
Di zaman modern ini, saat manusia cendrung lebih mengedepankan emosi dari pada hati sangat diperlukan pemahaman yang lunak dan bersahabat seperti ini karena jika tidak demikian maka manusia akan saling memaki satu sama lain yang akan menyebabkan hilangnya ruh persaudaraan yang telah lama dicita-citakan oleh sang Rasul mulia Nabi Muhammad saw. 
 
Demikianlah pentingnya menunjukan sikap keagamaan kita dengan penuh kecintaan kepada manusia yang tidak sepaham atau sejalan dengan kita atau kepada seluruh manusia yang hidup dibumi Allah ini.
Maka jika Agama tidak mampu mempersatukan kita maka cukuplah kemanusiaan menjadi tolak ukur persatuan tersebut
Walaahu ‘alam

kumpulan puisi



-Dinda-
Dinda, pagi ini tak cerah
oleh mendung dicakrawala
Dinda, pagi ini bisa kembali cerah
jika senyum mu membelai bagai angin
aku pagi dan kau cerah
emosi ialah mendung dan 
memaafkan ialah angin.


-Apa Kabar mu Tanah-
Apa kabar mu tanah ?
masih kah kau menumbuhkan padi dan jagung?
masih kah kau menumbuhkan beringin2 raksasa?
apa kabar mu tanah?
anak-anak kami bertanya-tanya
Ayah jagung itu apa?
Ayah beringin itu apa?
Aku menangis sepanjang petang
bukan karna tak dapat beasiswa studi
namun aku sendiri tak tau jagung dan beringin itu apa
kata leluhurku dulu
, kelas kami dibawah beringin
tak bertembok namun syahdu 
angin yang menabrak kulit begitu memanjakan
apa kabar mu tanah?
kurasa rahim mu telah rusak kerna setiap saat diperkosa
masa subur mu telah lewat 
wajah mu telah kriput 
kekuatan mu memudar tak mampu membendung panas matahari
Apa kabar mu tanah?


Sore ini-
Sore ini
Seekor ayam betina
mengimami gerombolan srigala
ketika cambuk malam
membidik buntut pemikir
tak terdengar bunyi tenang
kongkongan ayam masih khas
sore ini
anjing pelacak terlihat cantik
gonggongannya sperti emas
sekeliling tanah yang diinjak
ada tulang belulang yang bisa saja diterkam kejam
sore ini
kegelisahan sperti lalat
menghinggapi bangkai-bangkai busuk
terus berhimpun
berhimpun
berhimpun
lalat raksasa tinggal memakan kepala manusia
mereka pun berjalan tanpa kepala
sore ini
tidak kah kau dengar suara kekesalan?


Bukan Pilihan-
Bahwa saya manusia itu bukan pilihan
Bahwa saya berpikir itu bukan pilihan
Bahwa saya berkomunikasi itu bukan pilihan
Semuanya kehendak semesta
Dengan kekuatan kun
Fayakun


 Celoteh
Aku mencintaimu dengan pandangan hina
tanganku menganga lapar
perutku meronta
aku pun memujimu kerana lapar sedang memburu.
Kurang hina apakah aku kekasih
Aku menyebutmu kekasih namun cntaku datang bersebab  
sebab ku takut atau butuh dan pantaskah kekasih diperkosa sdemikian rupa?


Syair kampung-ku -
Aku hafal sekali nama tanah itu
Terhampar dipinggiran kota
Penghubung arah mata angin ke kota santri
Midang, nama yg identik bagi dua sejoli yg sedang mesra-mesraan
Demikianlah penduduk sekitar yg saling mengayomi dan mengasihi.
Aku ingat betul kali-kali yg terhampar ditanahmu
Darinya aku amalkan sunnah rosul tentang berenang
Bendungan raksasa yg menjadi rujukan kampung-kampung lain
Sungguh aku masih ingat sawah-sawah yg menghiasi tanah itu
Terbentang dari ujung barat sampai timur
Setiap pagi petani berjalan dengan tujuan yg amat mulia
Darinya aku belajar tentang keharmonisan manusia dan alam
Kampungku , khas sekali wajah murnimu
Anak-anak sekolah berlari bebas digang-gang rumah tetangga
Bercanda ria melepaskan beban pelajaran
 Bila adzan magrib, bocah-bocah berjalan membawa Qur'an
Mengambil berkah dari guru ngaji
Khas sekali lantunan do'a yg dibaca sepulang derus
Sebelum Televisi membobol identitas itu.
Kampungku , jangan kau sendu
Biarlah kenangan itu tersimpan jauh disanubariku
Biarkan kelak semuanya menjadi cerita indah kepada anak dan cucu-cucuku
Biarkan memori indah itu menjadi saksi bisu
Betapa religius dan murninya tanah, air dan udaramu



perasaan yang rumit”
Suara ku merdu.
Terbawa angin syahdu.
Pohon-pohon bergoyang lugu.
Membawa pesan tentang rindu.
Satu rasa yang teramat rumit.
Terbelenggu dalam siksa yang menjerit.
Perasaan cinta yang tak biasa.
Seakan menggoda terus menggoda.
Bila saja angin bisa ku genggam.
mesti ada rindu yang akan terekam.
Jauh dalam sanubari.
Aku merasa sedang sendiri.
Meskipun banyak jiwa yang menemani.
Namun perasaan ini rumit untuk ku selami.
Cerita tentang cinta
Kembali menghiasi meja
Perasa yang tak lupa
Begitu indah cinta berdua
Sepi.
Sendiri.
Ramai.
Tetap saja sendiri.
Sunyi.
Menunggu.
Hati.
Yang syahdu.
Begitu.
Ternyata ada yang belum tahu.
Bahwa perasaan ini sangat rumit.        



-Intim sekali-
Intim sekali , kau melihatku tanpa sehelai pakaian.
maluku hilang entah tanpa alasan.
setebal angan ku kenakan penutup aurat.
intim sekali, pandanganmu menembus jutaan hijab.
dimana badan ini harus menepi?
pangeran ku, intim sekali hakikat hidup.
sekali-kali jangan, jangan kau tanggalkan pakaian zohirku.
sebab, badanku tak sanggup menahan pujian atau hinaan
           


 
Melalui Opini-
Melalui opini aku ingin
mengangkat rumput-rumput liar yang terinjak-injak
Menyeru langit agar tak congkak dengan ketinggian
Membebaskan bumi dari kaki-kaki imprialisme global
Membuka pintu kebebasan pancasilais selebar-lebarnya
Menebarkan harumnya pakaian cinta dan kasih sayang
Melalui opini
mari kita membuka bibir berbicara tentang
Kemiskinan yang diwariskan turun-temurun
Apa itu?
Ialah status penggugur hak-hak kemanusiaan
Dari hak berpendidikan sampai hak makan dan berpakaian
Apa benar itu takdir?
Sementara tuhan kita itu wujud yang ramah dan kaya
Bumi kita jua terhormat dan kaya
Lautnya dipenuhi dolar-dolar amerika
Tanahnya berisi dirham-dirham saudi
Anginnya menidurkan turis-turis yang miskin kenyamanan
Sayang, aduhai teramat sayangnya
Ada Ribuan buruh pertahun masih rusuh
Ada orang tua mempromosikan ginjal demi pendidikan anaknya
Ada penerus bangsa bingung mau menjadi apa
Ada petinggi menyerupai leak dalam hal perubahan menjadi tikus
Pelajarnya dipaksa sejak SD hingga Mahasiswa
Ending pendidikan sebagian mereka ialah pengangguran
Melalui opini
aku berbagi air mata
Mana ada negri sehebat negri ini?
Persoalan besar mampu ditutupi
Yang nampak hanya persoalan kacang
Kisruh pohon beringin yang digoncang badai
Atau ka’bah yang sempat kehilangan karomahnya
Kapan kita dengar kabar tentang burung papua
Yang enggan terbang sebab sayapnya hampir rapuh
Melalui opini
tak ada yang mampu menahan kata-kata
     


-Jika Rindu-Ku Tak Kau Jawab-
Jika rinduku tak kau jawab
Ada ribuan alasan untuk-ku menggugatmu
Akan ku tuntut kau atas nama keadilan
Atau akan ku giring namamu kemahkamah kasih sayang
Keadilan yang selama ini tertanam dalam jauh hatiku
Dan Kasih sayang yang selama ini nampak disetiap dentuman jantungku
Jika rinduku tak kau jawab
Maka kemana gerangan shalat dan puasaku
Sodakoh dan zakatku
Haji dan umrohku
Ilmu dan amalku
Semuanya telah ada karna mengimanimu
Jika tetap kau tak menjawab
Maka apa alasanku untuk lari dar penjara abadimu?
Semuanya hak-mu, sehingga tuntutanku hanya lelucon kotor
Jika rinduku tak kau jawab sementara ia
Telah menembus tujuh pitala langit
Mengegetarkan arasy
 membangunkan para bidadari-mu
Menundukan para malaikatmu
Membakar semua alirah darah tubuhmu
Sebab tubuhku adalah tubuhmu
Karena kerinduanku begitu berdarah-darah
Tentunya itu hanya ilusi dari kesetanan-ku
Sebab dirimu berhak atas semuanya
Dzatmu berbeda dengan dzat hinaku
Jika rindu-ku tak kau jawab
Aku hanya pasrah menerima kehendakmu



Untuk pacarku’
Aku mencintaimu kerna itu aku menulis
Tentang hakikat cinta
Ialah memperbaiki
Pacarku,
dari-mu dua penguasa alam suci hadir
Isa dan Muhammad tanpa mereka manusia gelap
Pacarku
Kau madrasahnya lelaki
Kerna itu jangan sekali-kali
Kau jual murah badanmu pada mereka
Ulurkan pakaianmu serapi mungkin
Perindah senyum-mu semanis mungkin
Tundukan pandanganmu setaat mungkin
Pacarku
Berpikirlah maju semajunya zaman ini
Tanam dikedalaman bumi logika purba
Wanita penghuni dapur,kasur dan sumur
Pacarku
Jika demikian adamu
Terimalah cintaku yang tak terukur ini



kerna-mu Ayah’
Aku belajar mendefinisikan keringat
Kurus-kurus-mu
Tepian malam membunuh virus
Kerna mu Ayah
Waktu tak menindih
Keinginan mulus
Wajah tak sendu
Tinggi-tinggi dadamu
Rendah namun kalbumu
Tajam-tajam duri mawar
Wangi namun aromanya
Kerna mu ayah
Manusiaku menjadi jadi
Kehewanan-ku terlempar sepi
Harga diri kau gulingkan
Kau bimbing tangan-ku
Meletakkanya pada posisi semula
Kerna –mu ayah
Aku mampu mengukur jarak
Membaca zaman
Merenungi masa silam
Kerna-mu ayah
Alasan tangan berbicara

Salam dariku
Oooh salam dariku
Cinta semerbak kasturi
Rindu sedahsyat tsunami
Kekaguman menuai benci
Oooh salam dariku
Bukan penghuni yaman
Atau panggung sejarah spiritual
Entah aku berasal apa
Darimana dan kemana
Oooh salam dariku
Tenang-tenang
Benih-benih
Jernih-jernih
Teraduk menjadi anggur cinta
Oooh salam dariku
Hamba bukan
Tuan bukan
“Bukan” bukan
Lalu siapa?
Oooh salam dariku
Pemilik kekuatan
Kaf dan nun
Jatuhkanlah nakjis
Tubuh menanggungnya
Asal kau ridho
Oooh suara oooh
Berhentilah sebagai symbol
Kekaguman padamu
Mengagumi milikmu
Oooh salam dariku

“Jatuh cintakanlah aku”
Jatuh cintakanlah aku
Kepada dia yang menangisi dosa-dosanya
 dia yang selalu memanjangkan sujudnya
 dia yang menundukkan pandangannya
Jatuh cintakanlah aku
kepada dia yang menata hatinya untuk-mu
kepada dia…
Yang bersandar diujung senja
Yang bersiul halus oleh kalam dewa
Yang menemani malaikat disinggasana
Dia-lah…
Yang kurindukan bagai Bara api
Yang ku tasbihkan tiapSiang dan malam hari
Rindu dan cinta ini seperti aku dan kamu
Seperti mendung menutupi mentari
sedangkan kita berada dibawahnya
Panas tak terasa
Sejuk pun berdansa
Jatuh cintakanlah aku
Pada gelap yang sembunyi
Pada kepala yang berisi
Pada perangai yang terpuji
Jatuh cintakanlah aku
Agar cinta berjalan mulus pada garisnya




                                                                                                                                                  


Bangsal Menggawe; sebuah catatan pribadi #4

Sudah cukup lama saya tidak lagi menggeluti sepak bola. Terakhir, seingatku, dua tahun berturut-turut menjadi juara ke tiga tingkat kecama...