Jumat, 12 Oktober 2018

cerita di taman mini

teras bahasa inggris

            Rabu, 10 oktober 2018 pekarangan samping mushola darul huda di Rt 10 dusun midang, desa midang telah selesai digarap oleh kawan-kawan sanggar dan masyarakat setempat sebagai lokasi pertama program midang hijau. 52 bibit cabai, terong, dan sayur-sayuran lainnya telah ditanam dengan teknik hidroponik. Sepengetahuan saya, teknik hidroponik adalah teknik kekinian dalam usaha membudidayakan tanaman dengan menekankan pada pemenuhan nutrisi bagi tanaman atau dalam pengertian yang sangat sederhana, bercocok tanam dengan tanpa tanah yang luas. Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini, fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air  yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman.
            Pekarangan mushola itu pun kemudian menjelma menjadi semacam taman mini yang memberikan wajah baru bagi pemandangan sekitar mushola darul huda. Kemegahan yang lain muncul ketika lokasi taman yang masih kosong itu dimanfaatkan oleh fathurrahim dan kawan-kawan sebagai tempat menyemai ilmu pengetahuan. Dimulai dari program teras bahasa inggris, jum’at, 12 oktober 2018.


proses pembelajaran

Fathurrahim yang menjadi tutor bahasa inggris menuturkan bahwa, pemanfaatan lokasi taman ini sebagai ruang belajar adalah wujud sederhana pengabdian pemuda untuk kemajuan sumber daya manusia khususnya yang berada di dusun midang ini. Bahasa adalah pintu masuk kita membaca dan memahami perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat oleh karena itu, belajar bahasa inggris ini bertujuan agar adik-adik ini kelak tidak rabun dalam mengisi zaman milenial ini.
            Dimulai pada jum’at sore walaupun peserta yang hadir tidak banyak, proses pembelajaran bahasa inggris berjalan dengan lancar dan menyenangkan. sedari awal, kawan-kawan sanggar ini selalu berpendapat bahwa kuantitas itu tidak terlalu urgen. Walaupun sedikit namun mereka mempunyai semangat belajar itu lebih cepat di isi dibanding kuantitas banyak dengan semangat belajar yang tidak karuan. Tentunya, harapan kawan-kawan sanggar ialah disamping kuantitas yang banyak juga motivasi belajarnya juga besar.
            Hari pertama belajar bahasa inggris, adik-adik diajarkan cara memperkenalkan diri. Setiap adik-adik disuruh maju untuk memperkenalkan diri mereka dengan menggunakan bahasa inggris. Metode ini disamping mengajari adik-adik menggunakan bahasa juga bisa melatih mental mereka berkomunikasi didepan khalayak ramai. Ini adalah semacam tuntutan primer diera keterbukaan informasi yang menggila ini.
Seusai belajar, tetangga mushola, ibu irok namanya, salah satu istri stap desa senior menyuguhkan pisang goreng untuk mengisi laju sore yang semakin melambai. Obrolan-obrolan kecil tercecer di meja bundar itu. Pak Rt 10 yang juga menjadi salah satu pengurus sanggar kemudian mengingatkan adik-adik seusai magrib masih ada pengajian rutin di sanggar. Pengajian sederhana ini hanya mengajarkan adik-adik dan kawan-kawan sanggar bagaimana cara membaca Qur’an untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara petang akan bertamu, proses pembelajaran di taman mini itu pun disudahi dengan membaca do’a. Satu peristiwa penting telah bergelinding sore itu, bagaimana antusias dan semangat adik-adik dan tutor mereka untuk sama-sama belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bangsal Menggawe; sebuah catatan pribadi #4

Sudah cukup lama saya tidak lagi menggeluti sepak bola. Terakhir, seingatku, dua tahun berturut-turut menjadi juara ke tiga tingkat kecama...