teras bahasa inggris
Rabu, 10 oktober 2018 pekarangan samping
mushola darul huda di Rt 10 dusun midang, desa midang telah selesai digarap
oleh kawan-kawan sanggar dan masyarakat setempat sebagai lokasi pertama program
midang hijau. 52 bibit cabai, terong, dan sayur-sayuran lainnya telah ditanam
dengan teknik hidroponik. Sepengetahuan saya, teknik hidroponik adalah teknik
kekinian dalam usaha membudidayakan tanaman dengan menekankan pada pemenuhan
nutrisi bagi tanaman atau dalam pengertian yang sangat sederhana, bercocok
tanam dengan tanpa tanah yang luas. Di
mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang
dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini, fungsi dari tanah
adalah untuk penyangga tanaman dan air yang
ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman.
Pekarangan mushola
itu pun kemudian menjelma menjadi semacam taman mini yang memberikan wajah baru
bagi pemandangan sekitar mushola darul huda. Kemegahan yang lain muncul ketika
lokasi taman yang masih kosong itu dimanfaatkan oleh fathurrahim dan
kawan-kawan sebagai tempat menyemai ilmu pengetahuan. Dimulai dari program
teras bahasa inggris, jum’at, 12 oktober 2018.
proses pembelajaran
Fathurrahim yang menjadi tutor bahasa inggris menuturkan
bahwa, pemanfaatan lokasi taman ini sebagai ruang belajar adalah wujud
sederhana pengabdian pemuda untuk kemajuan sumber daya manusia khususnya yang
berada di dusun midang ini. Bahasa adalah pintu masuk kita membaca dan memahami
perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat oleh karena itu, belajar
bahasa inggris ini bertujuan agar adik-adik ini kelak tidak rabun dalam mengisi
zaman milenial ini.
Dimulai pada jum’at sore walaupun peserta yang hadir tidak
banyak, proses pembelajaran bahasa inggris berjalan dengan lancar dan
menyenangkan. sedari awal, kawan-kawan sanggar ini selalu berpendapat bahwa
kuantitas itu tidak terlalu urgen. Walaupun sedikit namun mereka mempunyai
semangat belajar itu lebih cepat di isi dibanding kuantitas banyak dengan
semangat belajar yang tidak karuan. Tentunya, harapan kawan-kawan sanggar ialah
disamping kuantitas yang banyak juga motivasi belajarnya juga besar.
Hari pertama
belajar bahasa inggris, adik-adik diajarkan cara memperkenalkan diri. Setiap adik-adik
disuruh maju untuk memperkenalkan diri mereka dengan menggunakan bahasa
inggris. Metode ini disamping mengajari adik-adik menggunakan bahasa juga bisa
melatih mental mereka berkomunikasi didepan khalayak ramai. Ini adalah semacam
tuntutan primer diera keterbukaan informasi yang menggila ini.
Seusai belajar, tetangga mushola, ibu irok namanya, salah satu
istri stap desa senior menyuguhkan pisang goreng untuk mengisi laju sore yang
semakin melambai. Obrolan-obrolan kecil tercecer di meja bundar itu. Pak Rt 10
yang juga menjadi salah satu pengurus sanggar kemudian mengingatkan adik-adik
seusai magrib masih ada pengajian rutin di sanggar. Pengajian sederhana ini
hanya mengajarkan adik-adik dan kawan-kawan sanggar bagaimana cara membaca Qur’an
untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara petang akan bertamu, proses pembelajaran di taman mini
itu pun disudahi dengan membaca do’a. Satu peristiwa penting telah bergelinding
sore itu, bagaimana antusias dan semangat adik-adik dan tutor mereka untuk
sama-sama belajar.