foto dihari idul fitri
Sanggar midang berdiri pada tanggal 1 agustus 2016, keberadaan
sanggar ini tidak terlepas dari peran beberapa pemuda yang berada didaerah
midang kec. Gunungsari : nawawi, fathurrahman, fathurrahim, samsul arifin dan
roni. Berawal dari kegusaran sekumpulan pemuda ini terhadap penomena sosial
yang bergelinding di midang, mereka mencoba memecahkan beberapa problem sosial sederhana
yang selama ini mereka hadapi. Tersadar akan pentingnya membina generasi
penerus yang lebih baik, kawan-kawan sanggar ini kemudian menjadikan anak-anak
dan remaja sebagai sasaran dakwah atau objek
yang mesti diarahkan. Selama ini, mungkin saja perspektif terhadap anak-anak
hanya sebatas “mereka hanya bisa bermain, menangis, dan habis-habisin uang” hampir
tidak ada pandangan kedepan bahwa mereka adalah penerus yang akan menjadi
bagian dari masyarakat yang kelak akan mempengaruhi orang lain. Awalnya,
sanggar midang ini bernama sanggar belajar dan seni, setelah berjalan beberapa
tahun, barulah kemudian ada inisiatif dari kawan – kawan sanggar untuk merubah
nama karena mempertimbangkan penyebutan yang terlalu panjang dan terlalu
absurd. Beberapa masukan pun datang dari komunitas besar seperti pasir putih
pemenang. Ketika kami berkunjung ke pemenang, muhammad sibawaihi yang juga
adalah salah satu penggerak penting pasir putih menyarankan bahwa penamaan
sanggar belajar & seni itu sebaiknya dirubah menjadi Sanggar midang, lebih
simpel dan mudah disebut.
Logo Pertama Sanggar
Sanggar midang adalah komunitas yang bergerak dalam ranah
pendidikan yang bertujuan untuk mengedukasi peserta didik dari kalangan anak-anak,
pemuda, dan seluruh lapisan masyarakat. Sejauh ini, kawan - kawan sanggar masih
belajar . Ada berbagai macam program yang sudah mereka jalani, diantaranya
yaitu: magrib mengaji, teras bahasa inggris, sp (sekolah perjumpaan), ngaji tajwid,
dan bahasa arab. sejak tahun 2016 sampai tahun ini, sanggar midang sudah berumur dua tahun dan setiap momen hari jadi, sanggar midang selalu merayakannya dengan kegiatan sederhana. tahun lalu, kawan-kawan merayakan hari jadi sanggar dengan menggelar beberapa lomba yang berlokasi di kantor desa midang. beberapa lomba itu antara lain: lomba hafizul Qur'an tingkat anak-anak, mewarnai dan lomba pidato. di bulan agustus kemarin, peringatan hari jadi sanggar dirayakan dengan sangat sederhana yaitu khatmul Qur'an dan sosialisasi program sanggar ke seluruh tokoh yang ada di dusun midang.
Foto bersama para tokoh midang dihari jadi sanggar
Al-hamdulillah, selama ini, sudah lumayan banyak orang-orang hebat yang berkunjung ke sanggar hanya untuk membagi pengetahuan. ditahun 2017 lalu, seorang seniman perempuan berasal dari polandia bernama marta bisa berkunjung ke sanggar dan membagi ilmu melukis dengan memanfaatkan media daun. berkenalan dengan mis marta tidak terlepas dari peran komunitas pasir putih. pasir putih lah yang menawarkan mis marta main-main ke sanggar dan al-hamdulillah kunjungan bermain itu pun kemudian berakhir dengan kesan yang manis dan bermanfaat. sudah dua kali tamu dari luar negri berkunjung ke sanggar, selain mis marta, ada juga pelajar dari argentina bernama leonardo yang membagi ilmu bahasa inggris ke sanggar. tidak kalah antusias, orang-orang besar dari lombok pun sudah sering bermain dan ngopi di sanggar seperti prof. husni muaz-pendiri sekolah perjumpaan- dan prof. taufik guru besar UIN mataram.
Hasil menggambar adik-adik setelah diajar oleh mis marta
Semenjak berdiri 1 agustus 2016 sampai sekarang, sanggar midang
sudah dua kali mengadakan pemilihan ketua. Adapun ketua pertama yang menahkodai
sanggar midang ialah saudara fathurrahman, sekertarisnya samsul arifin. Setelah
kepemimpinan fathurrahman usai selama 1 tahun, kursi ketua diserahkan kepada
saudara ramli, sekertarisnya saudara guntur akbar. Setelah ramli menyelesaikan
amanat yang diberikan padanya, kursi ketua kemudian diberikan kepada saudara
guntur akbar, sekertarisnya jihan hidayat.
Kekuatan dari seluruh program yang telah terencana diatas itu
bermula dari magrib mengaji. setiap magrib, peserta didik dan kawan – kawan pengurus
berkumpul di sanggar untuk belajar mengaji. Selain mengaji, dalam pertemuan
setiap magrib itu, ada proses menyambung silaturahmi dan membangun rasa
kepemilikan atau militansi terhadap komunitas ini. Seusai mengaji, biasanya
kawan-kawan sanggar berdiskusi ringan membahas isu-isu sosial yang terjadi di
desa. Proses diskusi dan berkomunikasi itulah yang mendorong mereka harus
membuat semacam komitmen kolektif yang harus disepakati dan dikawal
bersama-sama demi kemajuan sanggar midang. Magrib mengaji ini sendiri sudah ada
sebelum nama sanggar itu ada. Mengingat, lokasi sanggar ini berada dirumahnya
nawawi yang memang sedari dulu sudah menjadi lokasi mengaji pemuda-i dusun
midang. Karena tradisi mengaji ini sudah kuat dan mengakar dari dahulu,
semenjak H. Musleh (alm) masih menjadi guru pertama di sanggar-walaupun
penamaan sanggar belum ada namun lokasi yang dijadikan tempat mengaji itu sama-
jadi susah memisahkan keberadaan sanggar dari tradisi magrib mengaji ini.
Kemudian di lanjutkan dengan
teras bahasa inggris. Sesuai dengan namanya teras bahasa inggris adalah sebuah
rogram rutin pembelajaran bahasa inggris yang dilaksanakan setiap hari jumat
sore bertempat di teras – teras warga dusun midang. Program ini pertama kali
dimulai pada tanggal 14 september 2018.pada awal pelaksanannya ada sekitar lima
peserta didik yang mengikuti program ini, namun setelah berjanalan beberapa
bulan peserta didik mulai bertambah sekitar puluhan orang. Program ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya mempelajari bahasa
inggris yang dimana antusiasme peserta didik dalam belajar bahsa inggris
khususnya di dusun midang terbilang minim, oleh karena itu program ini bisa
menjadi solusi untuk meningkatan motivasi peserta didik dalam menguasai bahasa
inggris. Lebih jauh lagi para peserta didik ini diharapkan bisa menjadi
generasi pengajar pelajaran bahsa inggris di dusun midang.
Belajar tajwid mulai diterapkan beberapa minggu setelah sanggar
didirikan dan peserta didik telah mulai melaksanakan magrib mengaji. Awal
diadakannya ngaji tajwid ini karena para pengurus sanggar Midang sadar bahwa
ilmu tajwid ini sangat penting diajarkan kepada peserta didik, untuk membantu mereka
memahami Al-Qur’an, terutama tentang
hukum bacaan Al-Qur’an. Demi tercapainya apa yang diharapkan dari ngaji tajwid
ini, peserta didik dijelaskan tentang materi hukum bacaan, kemudian langsung
dipraktikkan bagaimana cara membacanya di dalam Al-Qur’an. alhamdulillah
sebagian dari peserta didik sudah lancar dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan
hukum bacaan yang telah mereka dapatkan dari ngaji tajwid.
Selain kedua program itu,
kawan-kawan sanggar juga menerapkan program SP (sekolah perjumpaan). SP ini
adalah salah satu program yang di
inisiasi oleh prof. Husni muadz salah seorang Guru Besar Universitas Mataram,
dimana sekolah perjumpaan ini merupakan sebuah model pembelajarn nilai yang
bertujuan untuk menormalisai hubungan sosial. Pembelajaran inti dalam SP adalah
mengaktifkan nilai-nilai universal dalam berbahasa dan berperasaan saat
berjumpa dengan orang lain, diantara adalah kejujuran, tanggungjawab, menepati
janji, kesabaran, ketulusan dan lain-lain. Sejauh ini program SP tersebar di
kurang lebih 50 titik dan salah satunya di Dusun Midang. Adapun dampak langsung
yang dihasilkan dari penerapan program SP (Sekolah Perjumpaan) di Sanggar
Midang dapat dilihat dan dirasakan oleh kawan-kawan Sanggar, orang tua peserta
didik, peserta didik itu sendiri serta
masyarakat Dusun Midang Secara umum. SP ini mendidik seseorang untuk menganalisa berbagai kegiatan di sekitar
sanggar dan diri sendiri. di sp ada beberapa kegiatan yang mereka lakukan sebut
saja program tersebut bedah buku, setiap malam minggu para peserta didik
berkumpul untuk mempresentasikan hasil bacaan dari bedah buku tersebut, program
sp ini secara tidak disadar juga mengajar peserta didik untuk belajar bagai
mana cara berpresentasi yang baik dan benar.
Program bahasa arab terhitung masih baru karena mengingat,
ketertarikan terhadap bahasa arab tidak sama seperti bahasa inggris. Hal ini
dikarenakan bahasa inggris sudah menjadi bahasa kebutuhan bagi manusia
milenial. Pembelajaran bahasa inggris itu pun,harus diakui, jauh lebih asik
dibandingkan dengan pembelajaran bahasa arab. Selama ini, bahasa arab terkesan
masih kaku dan masih terikat dengan kesakralan. Setiap huruf hijaiyah itu
diasumsikan seperti Al-Qur’an yang apabila kita salah dalam mengucapkannya akan
mendapat dosa. Paradigma yang demikian itu membengkak dan berkembang di
masyarakat desa khususnya dan masyarakat indonesia umumnya. Jadi, program
bahasa arab yang ada disanggar midang ini akan berusaha menampilkan bahasa arab
sebagai bahasa yang asik, mudah dipelajari dan tidak membosankan.
Seriring berjalan waktu, kawan-kawan sanggar berdiskusi untuk
membuat sebuat program baru dan menarik. Kali ini nama program tersebut yaitu
midang hijau. Dimana program ini tidak di fokuskan pada satu titik, akan tetapi
program ini di fokuskan untuk seluruh desa midang. Pada tanggal 9 oktober 2018
para pendiri sanggar membuat sebuah taman. Ada berbagai macam sayuran yang
meraka tanam yaitu cabai, terong, dan sayur mangkok(pakcoi). Taman tersebut
selain digunakan untuk bertanam juga sering menjadi lokasi belajar bahasa
inggris.
Kesemua program yang dilakukan itu tidak lain bertujuan untuk terus
belajar mengasah kemampuan kawan-kawan demi bersama memajukan desa midang
tercinta.